Selasa, 23 November 2010

Penawaran Uang dan Kegiatan Ekonomi Negara




Penawaran Uang (Jumlah Uang Beredar/JUB/Money Supply/MS)
Penawaran uang/MS adalah jumlah keseluruhan uang yang diedarkan bank pada waktu tertentu di sebuah ekonomi. Defini MS dapat dilihat sebagai berikut :
  1. M0, yaitu definisi MS secara sempit. M0 hanya terdiri dari uang kartal, yaitu uang kertas dan logam yang kita pegang sehari-hari.
  2. M1, yaitu M0 ditambah dengan demand deposit (dd). Dd adalah tabungan yang kita miliki di bank, yang dapat dicairkan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan. M1 ini merupakan perhitungan JUB yang sangat likuid.
  3. M2, yaitu M1 ditambah dengan time deposit (td). Td adalah tabunga, deposito, dan sejenisnya, yang memiliki waktu jatuh tempo atau tidak dapat dicairkan sewaktu-waktu dibutuhkan.
  4. M3, yaitu M2 ditambah dengan deposito jangka panjang, Ini meliputi dana-dana institusional yang ada dipasar uang.

Uang logam dan kertas hanya dapat dicetak oleh bank sentral, misalnya Bank Indonesia di Indonesia. Dalam jangka pendek, MS adalah konstan. Dalam perekonomian, uang dalam bentuk logam dan kertas hanya boleh dicetak oleh bank sentral. Namun bank umum juga dapat “mencetak” uang secara tidak langsung, seperti yang disebutkan diatas, melalui dd, td, dan deposito jangka panjang. Oleh sebab itu, bank sentral juga mengelola MS melalui berbagai kebijakan moneter yang akan menstimulasi bank-bank umum untuk bertindak sesuai arah yang diinginkan.

TEORI KEUANGAN KEYNES
            Teori keuangan Keynes terutama menerangkan tiga hal, yaitu :
  1. Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan) uang.
  2. Faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga.
  3. Efek perubahan uang keatas kegiatan ekonomi negara.
Dalam hal (3) Keynes juga menjelaskan masalah yang akan dihadapi apabila dalam prekonomian wujud keadaan yang dinamakan perangkap kecairan.






TUJUAN-TUJUAN MEMEGANG UANG
            Di dalam analisis Keynes masyarakat meminta (memegang) uang untuk tiga tujuan, yaitu :
  1. Untuk transaksi (Transaction motive)
  2. Untuk berjaga-jaga (Preceutenary motive)
  3. Untuk spekulasi (Speculation motive)

PERMINTAAN UANG DALAM GRAFIK
            Yang dimaksud dengan permintaan uang adalah jumlah uan yang diminta oleh masyarakat untuk ketiga tujuan memegang uang, yaitu tujuan transaksi, tujuan berjaga-jaga, dan tujuan spekulasi.
            Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga mempunyai sifat yang berbeda dengan permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak uang diperlukan untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga. Sedangkan permintaan uang untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh suku bunga. Apabila suku bunga tinggi, permintaan uang untuk spekulasi rendah karena uang telah digunakan untuk membeli surat-surat berharga. Sebaliknya, apabila tingkat suku bunga rendah, maka permintaan uang untuk spekulasi tinggi dikarenakan masyarakat tidak bersedia melakukan pembelian surat-surat berharga dan akan memegang uang.
            Ciri-ciri dari tiap-tiap tujuan memegang uang dapat digambarkan seperti dalam gambar berikut :
Permintaan uang untuk transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi
      

            Kurva Mrp dalam gambar (a) adalah kurva permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga. Seperti telah diterangkan, permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh pendapatan nasional atau pendapatan masyarakat. Sifat hubungan inilah yang ditunjukkan dalam gambar tersebut. Sumbu datar menunjukkan jumlah uang yang diminta dan sumbu tegak menunjukkan pendapatan nasional. Kurva Mrp bergerak dari kiri bawah ke kanan atas dan bermula dari titik origin. Kurva seperti ini berarti semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi permintaan uang untuk transaksi. Ketika pendapatan nasional Ya  maka permintaan uang Ma dan ketika pendapatan nasional Yb, permintaan uang adalah Mb. Sifat hubungan ini digambarkan oleh kurva Mrp.
            Gambar (b) menunjukkan permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Sumbu datar menunjukkan jumlah uang yang digunakan untuk tujuan spekulasi, dan sumbu tegak menunjukkan suku bunga. Pada suku bunga sebesar r0 jumlah uang yang diminta adalah M0; dan pada suku bunga sebesar r1, jumlah uang yang diminta adalah M1. Maka kurva Msp, adalah kurva permintaan uang untuk spekulasi, dan ciri-cirinya adalah: semakin rendah suku bunga, semakin banyak permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Maksudnya: semakin tinggi suku bunga semakin besar keinginan masyarakat untuk menyimpan uang dan tidak menggunakannya untuk spekulasi.


C. Kebijakan Moneter
Ada dua kebijakan moneter yang dapat dilakukan bank sentral :
  1. Kebijakan uang ketat (Tight Money Policy/TMP). Kebijakan ini dilakukan jika bank sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar untuk mencapai stabilitas dalam perekonomian. Tujuan kebijakan ini bisa untuk menurunkan inflasi ataupun untuk memperbaiki kondisi neraca pembayaran internasional yang defisit.
Menurunkan inflasi. Ketika MS turun, suku bunga jangka pendek akan cenderung naik. Naiknya suku bunga akan mendorong orang untuk menabung, sehingga MS di perekonomian berkurang dan inflasi dapat turun. Selain itu, ketika banyak yang menabung, maka konsumsi juga turun. Artinya permintaan agregat ikut turun dan ini akan menurunkan inflasi.
Memperbaiki defisit neraca pembayaran internasional (Bop). TMP membuat inflasi turun, dengan demikian tingkat harga umum juga turun. Turunnya harga akan membuat produk dalam negeri lebih murah bagi konsumen di dalam negeri, sehingga permintaan produk domestik akan bertambah dan permintaan produk impor berkurang. Sementara itu, produk domestik yang murah didalam negeri juga murah bagi konsumen di luar negeri, sehingga akan mendorong permintaan ekspor. Kombinasi dari kedua hal ini akan mengurangi defisit neraca pembayaran.

  1. Kebijakan uang longgar (Easy Money Policy/EMP). Kebijakan ini dilakukan jika bank sentral ingin menambah jumlah uang beredar (likuiditas) untuk mencapai stabilitas dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menggiatkan kembali kondisi perekonomian yang sedang lesu. Ketika MS naik, maka tren suku bunga akan cenderung menurun. Rendahnya suku bunga akan memicu investasi (karena cost of capital yang murah), dan pada akhirnya akan menaikkan permintaan agregat.

Ada lima instrumen utama yang digunakan  bank sentral untuk melakukan TMP maupun EMP :
  1. Open market operation (operasi pasar terbuka). Caranya adalah dengan memperdagangkan surat berharga. Apabila kecenderungan bank sentral ingin melakukan TMP, maka ia akan menjual surat berharga (misalnya SBI) sehingga dana yang ada di tangan masyarakat dapat ditarik (MS di perekonomian berkurang, masuk ke bank sentral). Sebalinya, apabila yang ingin dilakukan adalah EMP, maka bank sentral akan membeli surat berharga yang dijual oleh masyarakat sehingga MS akan bertambah.
  2. Legal reserve ratio requirement / reserve ratio (rr) / kebijakan nisbah cadangan. Caranya adalah dengan mewajibkan sejumlah tertentu cadangan yang harus ada di bank umum. Misalnya jika rr diwajibkan 10%, maka apabila seorang nasabah menabung Rp.1.000.000 di bank, hanya sejumlah Rp.900.000-nya yang boleh dipinjamkan bank ke pihak lain. Rp.900.000 ini nantinya akan menjadi uang beredar “baru” yang dilakukan oleh bank umum. Sedangkan sisa 10%nya, atau rp.100.000, harus tetap ada di bank sebagai cadangan. Dari sini, kita bisa melihat bahwa rr akan dinaikkan jika bank sentral ingin melakukan TMP. Sebaliknya, rr akan diturunkan jika bank sentral ingin melakukan EMP.
  3. Discount rate policy. Caranya adalah dengan menaikkan/menurunkan suku bunga pinjaman dari bank sentral ke bank umum. Fasilitas pinjaman ini disebut dengan fasilitas diskonto. Jika bank sentral ingin melakukan TMP, ia akan menaikkan suku bunga pinjaman ini, sehingga suku bunga dari bank umum ke masyarakat pun akan ikut naik. Akibatnya, kredit akan turun (karena biaya kredit menjadi mahal) dan MS akan turun. Sebaliknya jika bank sentral ingin melakukan EMP.
  4. Selective credit control. Caranya adalah melalui pengawasan kredit. Pengawasan kredit yang ketat mengarah ke TMP, dan sebaliknya.
  5. Moral suassion (dorongan moral). Caranya adalah melalui imbauan ke bank-bank umum. Misalnya, imbauan agar tidak menaikkan suku bunga.

Pada kelima instrumen diatas, instrumen no. 1 sampai 3 adalah bersifat kuantitatif, sedangkan no. 4 dan 5 bersifat kualitatif.

0 komentar:

Posting Komentar