Selasa, 23 November 2010

FUNGSI KEUANGAN



A. Pendahuluan
            Masalah pengelolaan keuangan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan pengelolaan penggunaan dana (pembelanjaan aktif) dan pengelolaan sumber-sumber dana (pembelanjaan pasif). Semakin tepat pengalokasian dana ke berbagai aktiva, maka semakin besar kesempatan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Dengan kata lain, semakin efisien penggunaan dana, tentunya semakin baik bagi perusahaan.
            Tersedia dana yang cukup merupakan suatu syarat agar perusahaan dapat melaksanakan berbagai kegiatan sehari-hari dengan lancar. Cukup berarti tidak kekurangan dana dan tidak kelebihan dana. Kekurangan dana dapat mengakibatkan pembelian bahan baku atau barang dagangan serta pembayaran lainnya dapat terganggu. Akibat selanjutnya adalah kekecewaan langganan tidak terlayani dengan baik. Sebaliknya, apabila kelebihan dana dapat mengakibatkan investasi perusahaan terlalu besar. Hal itu selanjutnya menimbulkan beban tetap yang besar dari waktu ke waktu.
            Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi secara cukup, maka sisi lain dituntut adanya pengelolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber-sumber dana. Jadi pada hakekatnya fungsi Manajer Keuangan adalah menyeimbangkan kebutuhan dana dalam operasi perusahaan dengan tersedianya dana dengan berbagai sumber dana. Dalam arti lebih luas ; meningkatkan “nilai” perusahaan.

B. Pengertian Pembelanjaan Perusahaan
            Pembelanjaan perusahaan diartikan sebagai seluruh aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut seefisien mungkin (Bambang Riyanto, 1995)
            Dalam hal ini manajer keuangan perusahaan harus dapat melaksanakan efisiensi baik dalam fungsi pengalokasian dana maupun fungsi pemenuhan kebutuhan dana. Dengan demikian manajer keuangan harus dapat memilih beberapa alternatif investasi yang menguntungkan perusahaan (alokasi dana).
1. Pembelanjaan Pasif
            Merupakan aktivitas perusahaan dalam mencari sumber dana di mana dana yang akan diperoleh tersebut dipilih yang syarat-syaratnya paling menguntungkan.
2. Pembelanjaan Aktif
            Merupakan upaya untuk menyerahkan dana kepada debitur atau menanamkannya dalam surat-surat berharga secara efisien.

C. Pengertian Modal
            Secara umum modal diartikan sebagai semua barang kongkrit yang terdapat pada neraca sebelah debet dan daya beli atau nilai tukar dari barang-barang tersebut yang tercatat di sebelah kredit. Modal yang menunjukkan bentuknya dengan modal aktif dan modal yang menunjukkan sumbernya disebut modal pasif.
1. Pengertian Anggaran Kas
            Anggaran kas adalah suatu perkiraan tentang posisi kas dari waktu ke waktu untuk jangka waktu tertentu. Kas terdiri atas :
§  Perencanaan Penerimaan Kas (Arus Kas Masuk)
§  Perencanaan Pengeluaran Kas (Arus Kas Keluar)
1.1 Tujuan Anggaran Kas
              Tujuan Utama penyusunan anggaran kas yaitu :
§  Menunjukkan keadaan posisi kas sebagai hasil dari rencana kegiatan yang telah direncanakan.
§  Menunjukkan adanya kelebihan kas (ekses kas) dan atau kekurangan kas (defisit kas).
§  Mengatur kebutuhan pinjaman dana untuk menutup kekurangan kas (defisit); dan atau mengatur penggunaan/pemanfaatan “idle cash” yang menganggur untuk investasi (lebih produktif).
§  Sebagai dasar untuk menetapkan kebijaksanaan penjualan secara kredit.
§  Sebagai dasar pengendalian/pengawasan terhadap posisi kas (uang tunai) dengan demikian likuiditas tetap terjamin dan profitabilitaspun dapat dipertahankan.

D. Investasi dalm Aktiva Tetap
            Apabila perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap, harus memperhatikan beberapa konsep agar penggunaan dana perusahaan dapat efektif dan efisien. Beberapa konsep itu antara lain :
§  Nilai uang atau Time value of money.
§  Bunga Majemuk atau Compound Interest
§  Nilai Sekarang atau Present Value

1. Nilai Uang (Time Value of Money)
            Apabila kita cermati, maka sebetulnya Rp. 10.000,00 yang dimiliki sekarang tidak sama dengan Rp. 10.000,00 yang akan diterima satu tahun yang akan datang. Nilai tersebut berbeda karena umumnya kita mendahulukan kebutuhan saat ini. Dari sisi lain, uang yang ada pada kita saat ini dapat disimpan di bank, sehingga karena unsur bunga satu tahun kemudian bertambah sebesar tingkat bunga yang berlaku. Misalnya tingkat bunga sebesar 1% per bulan, maka diperoleh bunga sebesar : (1% x Rp. 100.000,00) x 12 = Rp. 1.200,00 dalam satu tahun. Hal ini berkaitan dengan konsep Nilai Majemuk (Compound Value).
            Sebaliknya, apabila saat ini dimiliki uang sejumlah Rp. 11.200,00 dengan tingkat bunga 1% per bulan, maka nilai uang tersebut satu tahun yang lalu adalah sebesar Rp. 10.000,00. Hal ini berkaitan erat dengan konsep Nilai Sekarang (Present value).
2. Nilai Majemuk (Compound Value)
            Nilai majemuk adalah nilai uang pada suatu saat di masa yang akan datang, sebagai hasil penjumlahan uang pada saat ini (permulaan periode penilaian) dengan jumlah bunga yang diterima selama periode tersebut.
            Apabila dibuat secara matematis, tampak sebagai berikut :
P = uang yang ada saat ini (awal periode penilaian)   i   = tingkat bunga per tahun
I   = jumlah (rupiah) bunga yang diterima
V = nilai pada akhir periode penilaian

            Dengan demikian bila periode penilaian selama n tahun maka rumus di atas menjadi :


Contoh :    Diketahui, telah disimpan uang sebesar Rp. 1.000,00 tingkat bunga 5% per tahun. Maka pada akhir tahun pertama dapat dihitung sebagai berikut :
                                            V1  = 1000 (1 + 0,005)1
                                                                  = Rp. 1.050,00
Akhir tahun ke4      :                        V4  = 1000 (1 + 0,005)4
                                               = Rp. 1.216,00


3. Nilai Sekarang (Present Value)
            Nilai sekarang adalah nilai uang pada awal periode penilaian dari sejumlah uang atas dasar tingkat bunga tertentu yang akan diterima beberapa waktu yang akan datang. Dengan menggunakan contoh, nilai sekarang dari Rp. 1.216,00 yang akan diterima 4 tahun yang akan datang dengan tingkat bunga 5% tiap tahun adalah Rp.10.000,00.
Rumusnya adalah :




P         = modal pokok
i           = tingkat bunga
V         = jumlah modal tahun ke-n/akhir periode
n          = tahun



E. Rasio-rasio Keuangan Dalam Perusahaan
            Analisis rasio keuangan digunakan untuk mengetahui posisi keuangan dan prestasi perusahaan pada waktu tertentu. Dengan membandingkan elemen-elemen pasiva dilain pihak, maka akan dapat diketahui gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan, seperti tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas pada waktu tertentu.

1. Rasio Likuiditas
            Masalah likuiditas suatu perusahaan adalah berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang segera harus dipenuhi.



Rasio likuiditas terdiri dari (dinyatakan dalam persentase) :



2. Rasio Solvabilitas
            Solvabilitas suatu perusahaan adalah kemampuan perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajiban keuangannya baik kewajiban keuangan (hutang) jangka pendek maupun hutang jangka panjang jika suatu perusahaan dilikuidasikan.
            Rasio solvabilitas (Leverage) dapat dicontohkan (dinyatakan dalam persentase) :

(


3. Rasio Aktivitas
            Rasio aktivitas mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dana yang tersedia.
Contoh :


4. Rasio Profitabilitas
            Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan dari investasi.
            Rumus rasio profitabilitas (dinyatakan dalam persentase) :



5. Pengelolaan Sumber Permodalan
            Telah dikemukakan pada bagian terdahulu, bahwa pengelolaan dan penentuan secara tepat sumber-sumber dana atau permodalan sangat menentukan cukup tidaknya dana yang tersedia dalam perusahaan dengan biaya modal yang relatif ringan. Agar dapat diperoleh secara tepat maka perlu dipertimbangkan berbagai persoalan dalam masalah permodalan, seperti :
§  Jenis dana/modal yang dapat digunakan
§  Sumber-sumber penawaran dana/modal
§  Cara pemenuhan kebutuhan dana/modal


5.1. Jenis Dana/Modal yang dapat digunakan
      Pada dasarnya terdapat dua kelompok modal yang menjadi sumber dana bagi perusahaan, yaitu modal asing/luar dan modal sendiri.
Modal Asing/Luar adalah modal yang diperoleh perusahaan dari pinjaman-pinjaman yang akan dioperasikan perusahaan dalam waktu tertentu saja, karena harus dikembalikan dengan disertai bunga
Modal asing ini digolongkan atas :
a.    Modal asing jangka pendek, penggunaanya kurang dari 1 tahun
b.    Modal asing jangka menengah, penggunaanya selama 1 sampai 5 tahun
c.    Modal asing jangka panjang, penggunaanya lebih dari 5 tahun
Modal sendiri adalah modal yang dimasukkan oleh para pemilik perusahaan, yang seterusnya akan dioperasikan selama masih berjalan.


F. Sumber-sumber Penawaran Dana/Modal
1. Sumber-sumber Penawaran Modal Menurut Asalnya
            1.1. Sumber Intern (internal Sources)
                        Modal ini dihasilkan sendiri dalam perusahaan.
            Sumber intern yang utama dalam perusahaan adalah laba yang ditahan dan akumulasi penyusutan.
           
            1.2. Sumber Ekstern (external sources)
                        Modal ini berasal dari luar perusahaan yakni dari para kreditur yang merupakan hutang bagi perusahaan dan disebut modal asing. Modal ini berasal pula dari pemilik perusahaan yang disebut modal sendiri. Maka modal dari sumber ekstern terdiri dari modal asing dan modal sendiri.






1.3. Penyedia Bank dan Pasar Modal sebagai Sumber Dana Ekstern Utama
           
a. Penyedia
    Pada dasarnya pihak-pihak pemberi dana atau modal yamg utama dapat digolongkan menjadi :
1.    Penyedia
2.    Bank
3.    Pasar Modal

b. Bank
    Dalam dunia perbankan kita mengenal 3R dan 5C dalam pemberian kredit disamping syarat kredit yang biasa misalnya segi yuridisnya.
Pedoman 3R itu adalah :
(1) Returns
      Menunjukkan hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari penggunaan kredit.

(2) Repayment Capacity
      Bank harus menilai kemampuan perusahaan untuk dapat melunasi pinjamannya pada saat kredit harus dilunasi.

(3) Risk Bearing Ability
      Bank pun harus menilai apakah perusahaan mempunyai cukup untuk menanggung resiko kegagalan dengan penggunaan kredit tersebut.

Sedangkan pedoman 5C tersebut adalah :
1. Character
2. Capacity
3. Capital
4. Collateral
5. Conditions

c. Pasar Modal
    Pasar modal dalam arti abstrak adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka panjang.
                Fungsi pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan.



2. Sumber-sumber Penawaran Modal menurut Cara Terjadinya
            Menurut cara terjadinya dapat disebutkan sebagai berikut :
1.    Tabungan
Tabungan adalah pendapatan yang tidak dikonsumsikan. Tabungan dapat digunaan untuk keperluan konsumsi dan dapat pula untuk investasi. Tabungan yang digunakan untuk konsumsi tidak akan memperbesar modal tapi tabungan yang digunakan untuk investasi akan memperbesar modal.
2.    Penciptaan atau kreasi uang/kredit oleh bank
Yang dapat menciptakan uang selain Bank Sirkulasi juga Bank Dagang dengan menciptakan uang giral.
3.    Intensifikasi daripada penggunaan uang
Cara ini dilakukan oleh Bank dengan meminjamkan kembali uang-uangnya yang dipercayakan atau disimpan oleh masyarakat di bank.


G. Cara Pemenuhan Kebutuhan Dana/Modal
            Cara pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

Pemenuhan kebutuhan dana secara sendirisendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai, disebut juga Pembelanjaan Parsial.

Pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang semua kebutuhan sebagai satu kesatuan dana satu kelompok. Disebut juga sistem Pembelanjaan Total.

            Modal dana yang sifatnya konstan disebut modal konstan dan modal dana yang berubah-ubah disebut modal variabel. Faktor konstan dan variabel ini terdapat pada aktiva lancar dan tetap. Faktor konstan dari dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar disebut aktiva lancar permanen/modal kerja permanen.

1. Pemenuhan Kebutuhan dana ditinjau dari sudut likuiditas dan rentabilitas
            Pedoman Pembelanjaan sebagai berikut :
1.    Untuk aktiva lancar hendaknya dibiayai dengan kredit jangka pendek yang jangka waktu atau umurnya tak lebih pendek daripada terikatnya dana dalam aktiva lancar tersebut.
2.    Untuk aktiva tetap yang tidak berputar (tanah) pada prinsipnya dibiayai dengan modal sendiri, karena untuk jenis aktiva ini tidak diadakan depresiasi.
3.    Untuk aktiva tetap yang tidak berputar secara berangsur-angsur (gedung, mesin, kendaraan dan sebagainya) dapat dibiayai dengan kredit jangka panjang atau modal sendiri. Kalau digunakan kredit jangka panjang hendaknya jangka waktu atau umur kreditnya yang akan ditarik itu jangan lebih pendek daripada waktu terikatnya dana dalam aktiva tetap tersebut.

Pedoman Pembelanjaan ditinjau dari sudut likuiditas sebagai berikut :
1)    Kebutuhan dana yang permanen (modal konstan)
Pada prinsipnya harus dibiayai dengan modal sendiri atau kredit jangka panjang.
2)    Kebutuhan dana yang berubah-ubah jumlahnya di atas inti konstan (modal variabel).
Pada prinsipnya dibiayai dengan kredit jangka pendek yang jangka waktunya lebih pendek daripada kebutuhannya.

0 komentar:

Posting Komentar