A. Pengertian Manajemen Operasional
Manajemen Operasional adalah kegiatan untuk menciptakan nilai produk baik berupa barang maupun jasa melalui proses transformasi input menjadi output. Berlaku untuk berbagai macam produsen barang seperti elektronik, garmen, otomotif, demikian pula berlaku juga bagi produsen jasa seperti media masa, hiburan, pendidikan, konsultan. Menurut Drs. Agus Ahyari, M.B.A pengertian manajemen operasional/ produksi adalah merupakan kegiatan untuk menambah atau menciptakan faedah, di mana kegiatan ini dapat terdiri dari penambahan manfaat bentuk, manfaat waktu dan manfaat tempat, atau gabungan diantaranya. Sedangka menurut Sukanto, manajemen produksi Merupakan usaha mengelola dengan cara optimal terhadap faktor-faktor produksi atau sumber seperti manusia, tenaga kerja, mesin dan bahan baku yang ada.
Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa manajemen produksi ini sebenarnya adalah merupakan proses manajemen yang diterapkan dalam kegiatan atau bidang produksi dalam sebuah perusahaan.
B. Tujuan Manajemen Operasional
Tujuan Manajemen Operasional adalah memproduksi atau mengatur produksi barang-barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan. Namun secara umum tujuan dari kegiatan manajemen operasional itu adalah menciptakan sesuatu yang Acceplable Goods (sesuai dengan kebutuhan konsumen), On Time (tepat waktu), Economically (efisien).
C. Sifat dan Proses Produksi
Pada umumnya sifat produksi terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Produksi masa, yaitu proses produksi yang dilakukan secara kontinyu atau berkelanjutan meskipun tanpa diminta oleh konsumen. Contoh: Pabrik tahu, perusahaan konveksi, dll
2. Produksi berdasarkan pesanan, yaitu suatu proses produksi yang hanya dilakukan jika ada pesanan dari konsumen. Contoh: usaha Catering, Salon kecantikan, dll
3. Kombinasi, yaitu proses produksi yang bisa dilakukan baik berdasarkan pesanan maupun tidak ada pesanan. Contoh: Rumah Makan (restaurant), Maskapai penerbangan, dll
Sedangkan proses produksi itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Produksi Terus menerus (Continuous Proses), suatu proses produksi yang dilakukan berdasarkan urut-urutan tertentu dan pasti. Contoh: Produksi Tempe, Produksi Batik, dll
2. Proses Intermitten, suatu proses produksi yang bisa dilakukan secara bersamaan (tidak berurutan). Contoh: proses pembuatan meubel, furniture, dll
D. Perencanaan Barang dan Jasa
Pada umumnya sebelum suatu perusahaan melakukan kegiatan operasinya, atau kadang-kadang sebelum perusahaaan tersebut didirikan, perlu ditentukan terlebih dahulu produk apa yang akan dapat diproduksikan oleh perusahaan tersebut. Setiap perusahaan akan dihadapkan pada pengambilan keputusan tentang produk (dan jasa) apa saja yang akan dapat diproduksikan oleh perusahaan yang bersangkutan.
1. Penelitian dan Pengembangan Produk
Di dalam suatu perusahaan penelitian dan pengembangan produk (product research and development) merupakan bagian kegiatan yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan begitu saja, apabila perusahaan yang bersangkutan tersebut ingin berkembang. Kegiatan penelitian dan pengembangan produk dalam perusahaan ini akan menunjang pengembangan prusahaan, terutama dari usaha untuk mengembangkan produk perusahaan sehingga akan tetap mendapatkan pasar yang baik. Dengan kemudahan pemasaran produk perusahaan ini, pengembangan perusahaan aka dapat dilaksanakan dengan baik pula.
2. Sumber Ide / Gagasan Pengembangan Produk
a. Sumber Internal
· Bagian penelitian dan pengembangan, yang memang memiliki tugas mengembangan produk dan melakukan inovasi untuk menghasilkan ide-ide produk (barang dan atau jasa) baru
· Konsultan pemasaran yang bekerja untuk perusahaan. Perusahaan juga dapat menyewa konsultan untuk mendapatkan masukan mengenai ide-ide baru berkaitan dengan produk yang akan diproduksi
· Tenaga penjual. Seperti diketahui bahwa tenaga penjualah yang selama ini berhubungan langsung dengan konsumen, sehinga dari merekalah diharapkan ada masukan menganai keinginan-keinginan konsumen terhadap produk perusahaan. Keinginan konsumen itulah yang akan dijadikan dasar bagi pengembangan produk baru perusahaan.
· Peran aktif dari seluruh pihak yang ada dalam perusahaan. Setiap bagian dari perusahaan seharusnya dapat memiliki peran dalam upaya mendapatkan ide dan masukan mengenai produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
b. Sumber ekstern
· Kecenderungan pasar. Dalam upaya menghasilkan dan mengembangkan produk yang telah ada, perusahaan yang bijaksana seharusnya juga memperhatikan kecenderungan pasar yang sedang terjadi, karena itu peluang
· Produk yang dikeluarkan oleh pesaing. Mencontoh produk pesaing adalah aktivitas pengembangan produk yang paling mudah dilakukan, perusahaan tidak perlu bekerja keras mengumpulkan dan memilih ide, perusahaan tinggal mencontoh produk pesaing yang ada. Meskipun tindkan ini paling mudah dilakukan, namun perlu diwaspadai akan dampak negatif dari tindakan ini, yakni vonis pembajakan atau turunnya nilai perusahaan.
· Masukan / komplain dari pelanggan. Seringkali dalam kemasan produk, perusahaan mencantumkan nomor pengaduan konsumen (Customer service center). Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat mendengar langsung bagaimana respon konsumen terhadap produk yang dihasilkan dan dikonsumsi konsumen, serta apa masukan konsumen akan hal tersebut.
· Hasil Peramalan. Mendapatkan ide dari peramalan merupakan upaya lain dari perusahaan dengan memanfaatkan data masa lalu yang dimiliki perusahaan. Meskipun hasilnya sangat relatif dan dipengaruhi oleh keteresdiaan dan dan metode peramalan yang digunakan, namun cara ini cukup membantu perusahaan.
3. Beberapa alternatif pengembangan produk baru adalah :
a. Mengembangkan produk yang benar-benar baru (Paling sulit = ?)
Mengembangkan produk yang benar-benar baru memang merupakan alternatif yang paling sulit dilakukan, mengingat saat ini hampir semua kebutuhan manusia telah tersedia produknya di pasaran. Coba renungkan, adakah kebutuhan kita sehari-hari yang tidak dapat dipenuhi oleh deretan produk di pasaran? Rasanya sangat sulit menemukannya, karena semua kebutuhan kita, sudah ada alat pemuasnya di pasaran, tinggal kita mampu mendapatkannya atau tidak.
b. Penambahan produk yang telah ada ( Diversifikasi Produk )
Diversifikasi produk dapat dilakuka dengan beberapa alternatif berikut ini :
· Diversifikasi konsentrik, masih ada hubungan teknologi dan kegunaan. Sebagai contoh, Perusahaan mobil (Suzuki, Honda, dll) yang juga memproduksi sepeda motor. Mobil dan motor secara umum memiliki teknologi yang relatif sama (otomotif), namun keduanya masih memiliki kegunaan yang sama, yakni sebagai alat transportasi.
· Diversivikasi horizontal, masih ada hub. Teknologi meskipun kegunaan berbeda. Sebagai contoh Mitsubishi yang menghasilkan produk mobil, tapi juga memproduksi pendingin udara (AC), dimana keduanya memilki kegunaan yang berbeda.
· Diversifikasi konglomerat, tidak ada hubungan apapun dengan produk lama, artinya antara produk yang satu dan produk baru berikutnya tidak memiliki keterkaitan baik secara teknologi maupun secara kegunaan. Perhatikan kelompok usaha “INDO”. Indocement, bergerak di bidang produksi semen. Indomobil, bergerak di bidang industri otomotif. Indomart, dibidang ritel, dan “indo’-‘Indo’ yang lain. Intinya, antara satu ‘Indo’ dengan ‘Indo’ yang lain, produknya memiliki karakteristik yang sangat jauh berbeda.
c. Modifikasi produk yang sudah ada
· Perbaikan produk lama. Perbaikan ini dilakukan untuk menyempurnakan fungsi produk yang telah ada. Sebagai contoh, perusahaan memperbaiki kemampuan menangkap sinyal dari sebuah handphone yang sebelumnya sinyalnya kurang kuat.
· Efisiensi produk lama. Efisiensi dilakukan disamping untuk mengefisienkan biaya produksi, sehingga harganya menjadi lebih murah, namun jug agar konsumen tetap mampu membeli meski kondisi ekonomi mungkin sedang kurang baik. Sebagai contoh perusahaan mengeluarkan produk dengan kemasan yang lebih kecil
· Penambahan manfaat produk lama. Penambahan manfaat untuk lebih bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen yang semakin bertambah. Sebagai contoh, perusahaan melengkapi produk handphone-nya dengan berbagai fitur tambahan, seperti fasilitas kamera, pemutar musik, dll.
· Pelengkap produk lama. Mencipakan produk baru untuk melengkapi produk yang telah ada juga dilakukan untuk lebih bisa memuaskan konsumen, seperti penciptaan asesoris tambahan produk otomotif maupun handphone, misalnya.
d. Mengembangkan produk lokal yang belum ada
Pengembangan produk lokas yang belum ada juga dapat menjadi sebuah alternatif, khususnya bagi produk-produk (seperti obat-obatan, onderdil mobil, dsb) yang selama ini hanya didatangkan dari luar negeri
e. Meniru produk yang sudah ada di pasar
Tahap-tahap pengembangan produk baru:
1. Identifikasi produk yang telah ada ( produk lama )
2. Mencari dan menggali ide-ide tentang produk baru
3. Menyaring ide-ide yang ada
4. Menganalisis masing-masing ide yang telah tersaring
5. Menentukan ide yang paling mungkin dikembangkan
6. Melaksanakan pengembangan ide produk baru tersebut
7. Membuat sampel dan menguji produk baru
8. Menguji produk baru di pasar ( Tes pemasaran )
9. Memproduksi dan memasarkan produk baru tersebut dalam arti yang
sesungguhnya
10. Melakukan pelayanan purna jual
Penelitian produk, adalah merupakan suatu penelitian tentang produk apa dan produk yang bagaimana yang disukai oleh para konsumen. Penelitian produk ini akan sangat berguna bagi perusahaan yang bersangkutan oleh karena dengan penelitian produk ini perusahaan akan dapat memproduksikan produk yang disukai oleh para konsumen. Dengan memproduksikan produk yang disukai oleh konsumen maka program penjualan produk perusahaan akan mempunyai beberapa kemudahan yang akan mendorong kelancaran produk perusahaan.
Jika penelitian produk adalah merupakan penelitian tentang produk apa dan bagaimana yang disukai konsumen, maka yang dimaksud denga pengembangan produk adalah merupaka suatu penelitian terhadap produk yang sudah ada untuk dikembangkan lebih jauh lagi agar mempunyai tingkat kegunaaan yang lebih tinggi, dan/ atau lebih disukai oleh para konsumen
4. Seleksi produk
Apabila suatu perusahaan melaksanakan penelitian produkk, akan terdapat kemungkinan bahwa dari hasil penelitian yang dilaksanakan tersebut menunjukkan produk yang disenangi oleh para konsumen terdiri dari berbagai macam produk. Di dalam hal ini perusahaan akan mempunyai keterbatasan untuk dapat memproduksikan semua produk yang disenangi konsumen, sehingga perusahaan yang bersangkutan akan dihadapkan kepada pemilihan produk apa saja yang direncanakan dapat diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan ini. Untuk kepentingan tersebut, perusahaan dapat melakukan pemilihan produk yang akan dapat diproduksikannya tersebut melalui seleksi produk.
E. Perencanaan Lokasi
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pendirian usaha, diantaranya adalah:
- · Faktor Resiko, jika kita ingin mendirikan sebuah pabrik atau suatu usaha maka harus mempertimbangkan resiko pengangkutan bahan baku dan resiko pengangkutan bahan jadinya, jika resiko pengangkutan bahan baku lebih besar dibanding dengan resiko pengangkutan bahan jadi, maka lokasi pabrik harus dekat dengan bahan bakunya. Dan sebaliknya,
- · Faktor Biaya, didalam mendirikan sebuah usaha harus mempertimbangkan lokasi usaha yang dekat dengan biaya-biaya variabel maupun biaya tetapnya, karena variable cost dan fixed cost sangat berpengaruh terhadap biaya total (total cost)
- · Faktor Infrastruktur, lokasi usaha atau pabrik juga harus memiliki infrastruktur yang memadai, seperti akses transportasi dari dan ke tempat lokasi pabrik, fasilitas energi listrik, sumber daya air yang cukup, dll.
- · Faktor Pasar/ konsumen, lokasi usaha atau pabrik harus menjangkau atau mudah dijangkau oleh konsumen agar memperlancar penjualan barang.
1. Metode Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Metode kuantitatif : adalah menilai secara kuantitatif baik buruknya suatu daerah untuk pabrik sehubungan dengan faktor-faktor yang terdapat didaerah tersebut, sehingga perusahaan dapat membandingkan keadaan daerah satu dengan daerah lain.
2. Metode kualitatif : adalah konsep biaya tetap dan biaya variabel dari lokasi yang berbeda dapat menciptakan hubungan antara biaya dan volume produksi yang berlaku bagi masing-masing lokasi.
3. Metode transportasi : adalah suatu alat untuk memecahkan masalah yang menyangkut pengiriman barang, dari suatu tempat ke tempat yang lain.
F. Perencanaan Lay Out
Perencanaan Layout adalah perencanaan dari kombinasi yang optimal antara fasilitas produksi serta semua peralatan dan fasilitas terlaksananya proses produksi. Tujuan Pelaksanaan Layout adalah untuk mendapatkan kombinasi yang paling optimal antara fasilitas-fasiltas produksi. Banyak aspek yang jadi pertimbangan saat menentukan tata letak mesin/ peralatan produksi/ operasi, antara lain yaitu:
Bangunan. Luas dan bentuk bangunan tempat produksi nantinya akan berpengaruh terhadap hasil prosuksi, oleh karena itu harus disesuaikan antara luas bangunan dengan proses produksi.
· Proses produksi. Pemilihan proses produksi juga mempengaruhi tata letak mesin dan peralatannya, usahakan agar pemilihan proses dan tata letak mesin seimbang agar tidak terjadi kerancuan pada hasil produksinya.
· Teknologi. Penggunaan teknologi adalah faktor utama penentu tata letak (lay out) produksi. Semakin tinggi teknologi yang digunakan dalam proses produksi maka akan semakin sederhana dalam menata letak mesin-mesinnya.
Lay Out itu sendiri terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Layout by Proses, tata letak yang jadi satu kesatuan dan berdasarkan urutan yang pasti serta tidak boleh ditukar. Biasanya digunakan dalam produksi masa.
2. Layout by Produk, tata letak yang tidak harus sesuai dengan urutan proses produksi atau biasa dibagi menurut departemen masing-masing. Biasanya digunakan dalam proses yang intermitten.
3. Layout Stationery, tata letak yang digunakan berdasarkan lokasi objek (bahan baku), jadi semua mesin harus ditempatkan di dekat bahan baku itu berada. Biasanya terjadi karena bahan baku sulit untuk di mobilisasi.
Layout Diperlukan Dalam Perusahaan Karena :
1. Adanya perubahan desain produk
2. Adanya produk baru
3. adanya perubahan volume permintaan
4. Lingkungan kerja yang tidak memuaskan
5. Fasilitas produksi yang ketinggalan jaman
6. Penghematan biaya
7. Adanya kecelakaan dalam proses produksi
8. Pemindahan lokasi pasar/konsentrasi terhadap pasar
Kriteria Penyusunan Layout :
1. Jarak angkut yang minimum
2. Penggunaan ruang yang efektif
3. Keselamatan barang-barang yang diangkut
4. Fleksibel
5. Kemungkinan ekspansi masa depan
6. Biaya diusahakan serendah mungkin
7. Aliran material yang baik
Langkah-Langkah Perencanaan Layout :
1. Melihat perencanaan produk yang menunjukkan fungsi-fungsi dimiliki produksi tersebut
2. Menentukan perlengkapan yang akan dibutuhkan dan memilih mesin-mesinnya.
3. Analisa dan keseimbangan urutan pekerjaan, flow casting dan penyusunan diagram blok daripada layout.
Klasifikasi Perencanaan Layout
1. Adanya perubahan-perubahan kecil dari layout yang ada
2. Adanya perubahan-perubahan fasilitas produksi yang baru
3. Merubah susunan layout karena adanya perubahan fasilitas produksi
4. Pembangunan pabrik baru
G. Perencanaan Kapasitas
Kapasitas adalah kemampuan suatu alat/ orang dalam menghasilkan barang/ jasa dalam waktu tertentu. Untuk merencanakan kapasitas produksi suatu usaha perlu mempertimbangkan tiga aspek sebagai berikut:
1. Tingkat produksi/ Target
Dalam menjalan suatu usaha tentunya kita memiliki target-target tertentu yang harus dicapai. Untuk merealisasikan target tersebut maka kita perlu menentukan kapasitas produksi sehingga target tersebut dapat dicapai.
2. Teknologi
Teknologi yang kita gunakan tentu akan mempengaruhi kapasitas produksi, maka perlu adanya keselarasan antara pemakaian teknologi dengan kapasitas produksi suatu usaha.
3. Keseimbangan/ balance
Keseimbangan antara dua faktor di atas juga menentukan kapasitas suatu produksi. Jangan sampai dengan teknologi yang sederhana kita menargetkan jumlah produksi yang maksimal dan sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi Buku I Edisi 4. Yoyakarta: BPFE.
Assauri, Sofjan. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit FE UI. 1999
Bunawan. Pengantar Manajemen Operasi: seri diktat kuliah . Gunadarma. Jakarta, Edisi terbaru
Handoko, T. Hani. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi I. Yogyakarta: BPFE
www.google.com
0 komentar:
Posting Komentar