Perusahaan mungkin berkembang menjadi korporasi, yaitu perusahaan yang mempunyai banyak unti kegiatan. Unit-unit kegiatan tersebut mungkin merupakan suatu divisi yang relative independen, tetapi mungkin juga merupakan suatu bagian yang hanya sebagai pelaksana keputusan-keputusan. Apaun tingkat kebebasan dari unit-unit tersebut, perusahaan mungkin suatu ketika menghadapi kesulitan dalam mengendalikan unit-unit tersebut. Kesulitan mungkin timbul karena berkaitan dengan jenis usaha yang sangat beraneka ragam, dapat juga karena masalah trade-off antara kecepatan pengambilan keputusan pengendalian. Masalah-masalah ini mungkin menyebabkan korporasi melakukan restrukturisasi.
31.1. Restrukturisasi
Restrukturisasi merupakan kegiatan untuk merubah struktur perusahaan. Dengan demikian, pengertian restrukturisasi sebenarnya dapat dalam artian makin membesar atau makin ramping. Apabila diartikan dalam pengertian yang pertama, maka kegiatan merger dan akuisisi juga merupakan upaya untuk melakukan restrukturisasi. Perusahaan yang melakukan integrasi vertical, jelas melakukan restrukturisasi bisnisnya. Dengan cara tersebut perusahaan dapat mengamankan sumber bahan baku, dan/atau distribusi hasil produksinya.
Sell-off. Korporasi yang mempunyai unit kegiatan yang sangat beraneka ragam, mungkin suatu ketika merasa bahwa diantara unit-unit tersebut ada yang tidak bekerja secara ekonomis. Penyebabnya dapat beraneka ragam. Salah satunya adalah barangkali tingkat kegiatannya terlalu rendah sehingga sulit untuk mencapai economies of scale. Penyebab lainnya mungkin karena bukan berada pada bisnis utama, korporasi kemudian kurang memperhatikan unit tersebut.
Going Private. Beberapa perusahaan berpendapat bahwa go public dinilai membebani perusahaan dan direksi. Mereka berpendapat bahwa biaya untuk listing di suatu bursa dirasa terlalu berat. Keharusan memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan badan pengawas pasar modal dirasa merepotkan dan memberatkan. Direksi kemudian cenderung sangat memperhatikan kinerja keuangan triwulan depan, semester depan, atau paling tahun depan, agar harga saham tidak turun. Dengan demikian perhatian akan laba jangka panjang terabaikan.
Leverage buy-out. Untuk membeli kembali saham-saham yang semula dimiliki oleh para anggota masyarakat, para direksi yang memutuskan akan go private mungkin terpaksa menggunakan bantuan dana pihak ketiga. Apabila cara ini ditempuh, maka dilakukan apa yang disebut dengan leverage buy-out. Ini berarti bahwa saham-saham tersebut dibeli dengan uang pinjaman. Pinjaman tersebut dijamin oleh aktiva dan arus kas perusahaan, sehingga setelah leverage buy-out, perusahaan akan mempunyai hutang yang sangat besar.
31.2. Reorganisasi
Dalam situasi ekonomi dan bisnis yang tidak menggembirakan, perusahaan sering terpaksa harus bertahan dengan apa yang telah ada, atau “memperkecil diri”, agar tidak mengalami kesulitan makin parah. Reorganisasi dalam aspek financial dilakukan untuk memperkecil beban financial yang tetap sifatnya. Dengan demikian asumsinya adalah bahwa perusahaan masih mempunyai kemampuan operasional yang baik. Ini berarti bahwa kegiatan operasi masih mampu menutup biaya-biaya operasi.
31.3. Likuidasi
Likuidasi ditempuh apabila para kreditur berpendapat bahwa prospek perusahaan tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah modal, atau merubah kredit menjadi penyertaan, tidak terlihat membaiknya kondisi perusahaan. Dalam keadaan seperti ini para kreditur mungkin lebih menyukai untuk meminta perusahaan dilikuidir.
Kadang-kadang sebelum para kreditur memutuskan untuk meminta perusahaan dilikuidasi, mereka bersedia melakukan penyelesaian sukarela. Dalam hal ini mereka mungkin sepakat untuk menunda tagihan mereka, baik atas bunga maupun pokok pinjaman. Cara ini hanya akan ditempuh kalau para kreditur berpendapat bahwa perusahaan memang masih akan mampu memenuhi kewajiban financial di masa yang akan datang.
Umumnya kesulitan keuangan perusahaan tidaklah datang dalam waktu tiba-tiba, melainkan merupakan cerminan dari serangkaian keputusan yang tidak benar. Kondisi perusahaan yang memburuk Nampak dari perkembangan indicator keuangan dari waktu ke waktu.
0 komentar:
Posting Komentar